Waktu-waktu Shalat — Umdatul Ahkan Bab 1 oleh Al-Ustadz Abul Hasan As-Sidawy حفظه الله di Masjid Amanah, Kalijudan, Surabaya.
Pembahasan hadits tentang waktu-waktu shalat
عَنْ أَبِي المِنْهَالِ سَيَّارِ بْنِ سَلامَةَ قَالَ: «دَخَلْتُ أَنَا وَأَبِي عَلَى أَبِي بَرْزَةَ الأَسْلَمِيِّ، فَقَالَ لَهُ أَبِي: كَيْفَ كَانَ النَّبِيُّ ﷺ يُصَلِّي المَكْتُوبَةَ؟ فَقَالَ: كَانَ يُصَلِّي الهَجِيرَ -الَّتِي تَدْعُونَهَا الأُولَى- حِينَ تَدْحَضُ الشَّمْسُ، وَيُصَلِّي الْعَصْرَ، ثُمَّ يَرْجِعُ أَحَدُنَا إلَى رَحْلِهِ فِي أَقْصَى المَدِينَةِ وَالشَّمْسُ حَيَّةٌ، وَنَسِيتُ مَا قَالَ فِي المَغْرِبِ، وَكَانَ يَسْتَحِبُّ أَنْ يُؤَخِّرَ مِنَ الْعِشَاءِ الَّتِي تَدْعُونَهَا الْعَتَمَةَ، وَكَانَ يَكْرَهُ النَّوْمَ قَبْلَهَا، وَالحَدِيثُ بَعْدَهَا، وَكَانَ يَنْفَتِلُ مِنْ صَلَاةِ الْغَدَاةِ حِينَ يَعْرِفُ الرَّجُلَ جَلِيسَهُ، وَكَانَ يَقْرَأُ بِالسِّتِّينَ إلَى المِئَة»
dari Abu Minhal beliau bercerita ‘Aku pernah bersama ayahku menemui salah seorang sahabat Nabi yang bernama Abu Barzah Al-Aslami ketika itu ayahku bertanya “Wahai Abu Barzah, bagaimana Nabi ﷺ dalam menunaikan sholat 5 waktu?”
Abu Barzah menjawab, “Beliau sholat hajiroh yang biasa kalian sebut dengan sholat ula(dhuhur), ketika matahari bergeser ke arah barat dan beliau melaksanakan sholat ashar kemudian salah seorang diantara kami pulang ke rumahnya di perbatasan kota madinah cahaya matahari masih hangat dan aku lupa apa yg dikatakan abu barzah pada waktu sholat maghrib dan Rasul ﷺ lebih suka menunda dan mengakhirkan waktu sholat isya yang biasa kalian sebut dengan sholat atamah, Nabi ﷺ membenci tidur sebelum sholat isya dan membenci obrolan setelah sholat isya, Nabi ﷺ selesai dari sholat shubuh ketika seseorang sudah bisa mengenali orang yang disampingnya”.’
Sesi tanya-jawab
Pertanyaan 1 || 00:00
Apa hukum tidur setelah Shubuh dan Ashar ?
Pertanyaan 2 || 03:54
Apa disyari’atkan sholat dua raka’at sebelum tidur ?
Pertanyaan 3 || 06:32
Batas akhir waktu sholat itu pertengahan malam atau adzan shubuh ?
Pertanyaan 4 || 08:54
Bagaimana jika sholat witir setelah sholat isya’ ?